Tidak ada pertanyaan yang bodoh,” begitu kata orang bijak. Tapi kadang, kalau menyangkut tentang seks, kita justru lebih memilih untuk beralih pada Google atau teman sebangku untuk menjawab rasa penasaran, daripada berkunjung langsung ke dokter atau bertanya pada ahlinya. Salah-salah, jawaban yang Anda dapat justru menyebabkan kesalahpahaman yang semakin berbahaya.
Untuk memudahkan Anda, kami telah mengumpulkan sejumlah pertanyaan yang paling sering diajukan tentang seks beserta jawaban lengkapnya dari sejumlah pakar seks dan kesehatan ternama.
1. Mengapa seks terasa enak?
Ada dua cara untuk menjawab pertanyaan ini. Dari perspektif biologi, seks terasa menyenangkan untuk alasan evolusioner penting. Jika suatu spesies, seperti manusia, harus bereproduksi dengan cara berhubungan seks, maka akan lebih baik jika tindakan tersebut juga terasa menyenangkan. Jika seks terasa ngilu seperti ditabrak motor, orang-orang mungkin tidak akan sering melakukannya, yang akhirnya bisa mengancam kelangsungan hidup spesies kita. Tubuh kita berevolusi sehingga daerah genital kita, serta banyak bagian lain dari tubuh, merespon sensitif terhadap rangsangan seksual.
Alasan kedua adalah bahwa manusia telah mengembangkan kapasitas emosional untuk merasakan cinta, keintiman, dan gairah. Kondisi emosional akan memperdalam kenikmatan seksual. Kenikmatan dan gairah masih bisa timbul tanpa adanya emosi ini, tapi dampaknya akan jauh lebih signifikan ketika emosi hadir di tengah aksi.
2. Seberapa sering orang berhubungan seks?
Mungkin tidak ada satu jawaban yang pasti benar untuk menjawab pertanyaan ini. Jawaban dapat berkisar dari sekali seminggu hingga sebulan sekali. Penelitian telah menunjukkan bahwa pasangan Amerika yang telah menikah lama, biasanya berhubungan seks sekali atau dua kali seminggu; atau bahkan sekitar 2 sampai 3 kali per bulan.
Untuk pasangan baru, hubungan seks terjadi lebih sering, tetapi frekuensi dapat berkurang dari waktu ke waktu. Lagipula, seberapa aktif kehidupan seks pasangan dipengaruhi oleh banyak faktor yang berbeda: usia, gaya hidup, kesehatan masing-masing pasangan dan libido alami dan, tentu saja, kualitas hubungan mereka secara keseluruhan, sebagai contoh.
3. Saya pernah menonton film porno; dan alat kelamin saya tidak terlihat seperti yang di TV. Apa saya tidak normal?
Payudara, vagina/vulva, atau penis Anda mungkin tidak tampak seperti gambar yang Anda lihat, karena setiap tubuh masing-masing manusia memiliki keunikannya tersendiri; tidak ada yang sama persis, dan karena film porno tidak realistis. Garis besarnya, jika Anda merasa sehat secara keseluruhan, tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Tidak ada payudara, vagina, dan penis yang “normal”. Tapi, Anda bisa menjaga kesehatan penisdan vagina Anda.
3. Vagina basah selama seks, apa ini normal?
Wajar-wajar saja vagina basah saat Anda bergairah. Pelumasan vagina ini adalah proses persiapan yang akan terjadi menjelang hubungan seksual. Fungsinya untuk memudahkan pergerakan yang lebih luwes sehingga penetrasi tidak menimbulkan gesekan yang menyakitkan. Pelumasan vagina ini dapat terjadi akibat stimulasi fisik, seperti selama foreplay seksual, atau dari sekadar memikirkan aktivitas seksual.
4. Mungkinkah untuk ngompol selama seks?
Perasaan kebelet pipis yang Anda rasakan lebih mungkin menandakan Anda akan mendekati klimaks. Meskipun tak menutup kemungkinan bahwa Anda bisa saja mengompol saat berhubungan seks, terutama jika kandung kemih Anda penuh sejak sebelumnya, tapi cairan yang Anda duga sebagai urin adalah cairan ejakulasi wanita, alias squirting, yang dapat terjadi saat Anda orgasme. Perlu dipahami bahwa ejakulasi wanita tidak selalu terjadi setiap waktu; beberapa wanita bahkan tidak pernah mengalaminya.
5. Apakah ukuran penis berpengaruh pada performa di ranjang?
Besar atau kecil penis seseorang dalam kemampuannya memuaskan pasangan akan banyak bergantung pada preferensi pribadi masing-masing. Survei menunjukkan bahwa meski beberapa wanita menganggap penis besar itu tidak penting, tak jarang pula ada yang mengatakan bahwa itu penting. Namun, kebanyakan wanita cenderung setuju bahwa kepuasan seks sangat bergantung bagaimana seorang pria menggunakan penisnya dan apakah ia unggul di aspek lain, karena penetrasi adalah salah satu bagian kecil dari seks; dan seks meliputi lebih banyak lagi.
6. Sakit saat berhubungan seks, apa ini normal?
Berhubungan seks, entah itu untuk pertama kalinya atau yang ke sekian kalinya, mungkin akan terasa sedikit tidak nyaman. Anda juga mungkin merasa sedikit tekanan. Jika Anda mengalami rasa sakit yang tak tertahankan selama berhubungan seks, ini dapat menandakan bahwa Anda tegang dan gugup, membutuhkan posisi berbeda, foreplay lebih lama, lubrikasi yang lebih banyak, atau pasangan Anda terlalu cepat. Rasa sakit juga bisa menjadi kombinasi dari semua ini. Selalu bicarakan dengan pasangan tentang ketidaknyamanan Anda. Seks tidak seharusnya menyebabkan rasa sakit berlebihan.
Nyeri saat berhubungan seks juga sangat umum dan memengaruhi pria dengan alasan yang sama, terutama saat seks anal pertama kalinya.
7. Bisakah hamil dari satu kali berhubungan seks tanpa pengaman?
Ya. Seorang wanita bisa saja hamil bahkan saat pertama kali berhubungan seks atau semasa menstruasi tanpa pengaman. Teorinya, hanya dibutuhkan satu buah sperma untuk membuahi sel telur, terutama jika hubungan seks terjadi di masa-masa subur Anda (ovulasi).
Selalu gunakan kondom atau metode KB lainnya guna mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Kondom juga berfungsi melindungi Anda dari penyakit menular seksual.
8. Bisakah mengetahui apakah seseorang masih perawan?
Sampai saat ini masyarakat percaya bahwa keperawanan wanita dapat dilihat melalui perdarahan yang terjadi saat selaput dara robek saat seks pertama, atau mereka yang memiliki gaya berjalan yang mengangkang dianggap sudah tak lagi perawan. Anggapan ini salah total.
Selaput dara bisa robek dengan alasan di luar aktivitas seksual, karena tubuh tumbuh dan berkembang. Bersepeda atau bermain olahraga juga dapat menyebabkan selaput dara sobek. Walau jarang, seorang perempuan bisa lahir tanpa selaput dara. Lagipula, sangat umum bagi sebagian orang untuk tidak berdarah di saat pertama kali mereka melakukan hubungan seksual. Gaya berjalan juga tidak memiliki keterkaitan apapun dengan keperawanan seseorang.
Konsep perawan sangat mengkritisi kehidupan seksual seorang wanita dan kemerdekaannya atas tubuh mereka sendiri. Keperawanan juga mengesampingkan pria, yang tidak memiliki “patokan” atas keperawanannya, serta kaum LGBTQ+ yang mungkin tidak pernah melakukan penetrasi penis-vagina. Terakhir, tidak mungkin bagi seorang dokter untuk memeriksa seseorang dan mengetahui dengan pasti apakah mereka benar perawan.
9. Saya masih remaja tanggung, dan saya memiliki keinginan untuk berhubungan seks. Apa ini normal untuk ABG awal?
Normal bagi anak ABG untuk mulai berpikir tentang seks ketika mereka mencapai usia remaja mereka. Pubertasmembuat anak mudah penasaran dan lebih menyadari perasaan seksual mereka, serta seksualitas orang lain. Kadang perasaan ini dapat mewalahkan, dan anak-anak berpikir mereka harus melakukan sesuatu untuk menyingkirkannya. Ini tidak sepenuhnya benar.
Meskipun Anda mungkin merasa bergairah atau seperti Anda ingin berhubungan seks, bukan berarti Anda siap untuk berhubungan seks. Butuh lebih dari sekedar keinginan atau rasa penasaran terhadap seks untuk benar-benar melakukan hubungan seksual. Penting untuk juga memiliki hubungan yang sehat dan saling percaya dengan pasangan sebelum Anda terlibat dalam aktivitas seksual apapun.
Ada banyak hal yang baik dan hal-hal buruk yang dapat terjadi dari berhubungan seks. Seks adalah salah satu dari banyak cara untuk berbagi keintiman dengan pasangan, tetapi juga memiliki konsekuensi serius, seperti hamil di luar nikah atau tertular penyakit kelamin. Pada akhirnya, Anda sendirilah yang akan memutuskan kapan Anda siap untuk berhubungan seksual dengan pasangan; kapan pun itu. Pada saatnya, pastikan Anda berbicara secara terbuka dengan pasangan Anda sehingga Anda dapat menjelaskan apa yang Anda ingin atau tidak ingin melakukan.
10. Perlukah memakai kondom atau bentuk kontrasepsi lainnya jika Anda hanya berhubungan seks dengan satu pasangan saja?
Jika Anda dan pasangan Anda benar-benar monogami — yang berarti Anda tidak memiliki kontak seksual fisik dengan orang lain di luar hubungan — dan Anda berdua terbukti negatif terhadap HIV, dan penyakit menular seksual lainnya, maka tidak perlu untuk mempraktikkan seks aman untuk menghindari penularan penyakit. Namun kondom dan/atau kontrasepsi lainnya tetap wajib Anda gunakan jika ingin menghindari risiko kehamilan yang tidak diinginkan.
Jika orang tersebut (dengan siapa Anda berhubungan seks) memiliki hubungan seks aktif dengan bahkan satu orang lain, atau bahkan jika Anda mencurigai kemungkinannya, maka ya, praktek seks aman adalah wajib. Perlindungan terbaik terhadap penyakit menular seksual adalah penggunaan kondom yang benar dan teratur, juga selalu baru. Bagaimanapun, penting untuk diingat bahwa beberapa penyakit menular seksual, seperti herpes genital, dapat tertular dari kulit sekitar alat kelamin, bahkan ketika tidak ada tanda-tanda jelas penyakit yang hadir.
11. Bisakah orang-orang dengan cacat fisik berhubungan seks?
Ya, orang-orang dengan keterbatasan fisik maupun kognitif bisa saja berhubungan seks. Semua manusia adalah makhluk seksual, terlepas dari kemampuan. Tergantung pada jenis kecacatan, ada banyak hal yang mungkin perlu terjadi sebelum melakukan hubungan seks. Misalnya, seseorang dengan cedera tulang belakang yang tidak bisa berjalan mungkin butuh bantuan berbaring di tempat tidur dengan pasangan. Orang lain mungkin perlu bantuan fisik dari orang lain untuk masuk ke posisi dengan pasangan mereka. Ingat bahwa menjadi seksual mencakup banyak perilaku, bukan hanya seks.
Keterbatasan fisik ini tidak membuat seseorang kurang seksual daripada orang lain yang lebih “normal”. Orang dengan keterbatasan mungkin memiliki kesulitan melihat diri mereka sebagai orang yang menarik dan seksi, tetapi ini lebih banyak dipengaruhi oleh masyarakat yang kadang memperlakukan orang-orang cacat seolah-olah mereka tidak seksual. Setiap orang berhak untuk mengekspresikan perasaan seksual mereka.
12. Saya heteroseksual, tapi terangsang saat menonton porno gay atau lesbian. Apakah ini artinya saya juga gay/lesbian?
Tidak. Terangsang saat menonton film porno genre gay atau lesbian hanya menunjukkan bahwa Anda hanya terangsang menonton orang-orang sesama jenis berhubungan seks. Wajar bagi perempuan untuk merasa bergairah saat menonton gay/lesbian porn, ungkap Emily Morse, Ph.D., dilansir dari Women’s Health. Kecenderungan ini lebih mengacu pada fantasi seksual, bukan berarti Anda benar-benar ingin berhubungan seks dengan sesama jenis.