Kondisi Rutan dan Lapas di Kaltim paling rawan se-Indonesia
KARTUREMI, - Kementerian Hukum dan HAM mengevaluasi kondisi terkini Lapas dan Rutan di bawah naungan 33 Kanwil Hukum dan HAM se-Indonesia, pascakerusuhan di Rutan Sialang Bungkuk, Pekanbaru. Penjara di Kaltim dinyatakan paling rawan gangguan keamanan dan ketertiban di Indonesia.
Hasil itu diketahui usai Ditjen Pemasyarakatan mengumpulkan 33 divisi pemasyarakatan Kanwil Hukum dan HAM se-Indonesia. Ditjen melakukan pemetaan Rutan dan Lapas yang memiliki tingkat potensi kerawanan gangguan Kamtib paling tinggi.
Indikatornya, mengevaluasi kapasitas dan isi hunian, masalah sumber daya manusia, sarana dan prasarana, hingga struktur bangunan.
"Dari kajian itu, Kaltim menempati peringkat pertama dinilai gangguan Kamtib paling tinggi," kata Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Hukum dan HAM Kaltim Agus Toyib.
Di urutan berikutnya setelah Kaltim adalah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Riau, Kalimantan Barat, Sumatera Utara sampai paling rendah. "Paling rendah tingkat kerawanannya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Itulah dari penilaian pimpinan," ujar Agus.
Penilaian itu memang bersesuaian dengan kondisi di lapangan. Di Samarinda saja, Rutan dan Lapas sudah sangat sesak, didominasi warga binaan terkait kasus narkoba. "Di Lapas Tenggarong, kapasitas 350 orang, dihuni 1.350. Kondisinya memang rawan, terlebih lagi petugas juga sangat sedikit," tambahnya.
"Kita terus rutin laporkan tiap bulan ke Dirjen (Pemasyarakatan), kondisi terkini 11 Rutan dan Lapas di Kaltim, termasuk di Kalimantan Utara, yang juga dalam wilayah kerja kita. Laporan juga terkait kegiatan penertiban di Rutan dan Lapas," terang Agus.
Berkaca dari kasus kerusuhan dan kaburnya Rutan di Pekanbaru, Kementerian Hukum dan HAM mewanti-wanti, petugas Rutan dan Lapas se-Indonesia, lebih mengedepankan penanganan humanis kepada warga binaan, agar betah di dalam menjalani masa hukuman.
Selain itu, tak kalah penting pemenuhan kebutuhan mendasar, seperti ketersediaan air bersih di dalam Rutan dan Lapas.
"Pegawai memang sedikit, tapi harus dimaksimalkan. Perlakuan kepada warga binaan itu penting, lakukan pendekatan sisi kemanusiaan. Ini sudah saya sampaikan kepada 11 Karutan dan Kalapas se-Kaltim dan Kaltara," ungkapnya.
"Kita laksanakan tugas di Kaltim ini berat ya, sudah tidak normal. Jumlah petugasnya menjaga sekian ribu orang. Jadi, semua pihak harus bekerjasama," demikian Agus.
Sumber : https://www.merdeka.com/peristiwa/
0 komentar: