Jalur-Jalur Maut dan Angker di Pulau Jawa
KARTUREMI, Jakarta - Mudik bukan sekadar pulang kampung. Lebih dari itu, bagi banyak orang, mudik menjadi satu-satunya "jalan" untuk merayakan Idul Fitri di kampung halaman bersama orang-orang tercinta.
Karena itu, dengan berbagai cara orang harus mudik. Entah melalui jalur darat, laut, maupun udara. Bisa menggunakan kendaraan pribadi atau bus, kereta api, pesawat, atau kapal. Apa pun sarananya, mereka wajib tiba di kampung halaman saat Lebaran.
Meski begitu, bukan berarti pemudik mengabaikan keselamatan diri dan keluarga. Bagi mereka pulang kampung dengan kendaraan pribadi, wajib hukumnya melihat sejumlah aspek keselamatan dalam berkendara dan kondisi fisik tubuh.
Sebab, bahaya kecelakaan selalu mengintai jika persiapan mudik tak dilakukan dengan baik.
Kakorlantas Polri Irjen Pol Royke Lumowa mengimbau masyarakat agar melalui jalur yang biasa mereka lintasi saat mudik atau ikuti arahan petugas di perjalanan.
"Pengalaman tahun lalu memang, jangan mencari jalan yang baru atau mencari jalan sendiri. Tapi ikuti jalan-jalan yang sudah diatur oleh pemerintah, oleh kita," kata Royke di Istana Kepresidenan, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Royke mengatakan, warga tidak perlu ragu dengan jalur yang ditunjukkan petugas di lokasi. Tidak mungkin petugas menjerumuskan. Sejak awal pasti sudah diberi tanda atau arahan jalan terbaik, terutama di Pantura dan selatan.
Meski begitu, para pemudik juga harus mengetahui dengan saksama jalur yang dipilih. Sebab, ada banyak jalur, khususnya di Jawa yang terkenal rawan kecelakaan.
Sudah banyak korban jiwa dalam kecelakaan di jalur-jalur maut yang beberapa di antaranya juga terkenal angker dan menyeramkan tersebut.
Berikut informasi dari berbagai sumber mengenai jalur-jalur maut dan angker yang mesti menjadi catatan bagi pemudik untuk dipertimbangkan mau dilalui atau tidak.
Sumber : http://regional.liputan6.com/read
0 komentar: