Cek, Apakah Cinta atau Hanya Nafsu dengan Si Dia?
REMIHOT - Ketika Anda berkencan dengannya, pernahkah merasakan perasaan tergila-gila seakan tidak ada orang lain selain dia. Mungkinkah itu cinta atau hanya nafsu?
Dilansir dari Men's Fitness, nafsu adalah pemanis dalam neurotransmitter (saraf pembawa pesan atau isyarat dari otak ke bagian tubuh lainnya). Hal ini diungkapkan oleh Megan Fleming, seorang terapis seks.
"Ini adalah kebingungan dalam pikiran yang umum. Ketika kita merasakannya, kadang kita pikir itu adalah cinta," jelas Fleming.
Sebagian besar pria dan wanita sering bingung tentang emosi yang terkait dengan cinta atau nafsu, dalam sebuah hubungan yang masih baru.
Semuanya ini karena emosi, didorong oleh neurotransmiter yang mirip dopamin. Semuanya menyebabkan ketertarikan terhadap fisik seseorang. Terutama, ketertarikan seksual.
Perbedaan yang pasti adalah, nafsu muncul akibat ketertarikan fisik. Dalam tahap awal hubungan romantis, orang menentukan dan membangun perasaan dengan pasangan hanya berdasarkan karakteristik yang terlihat saja.
Nafsu tidak cukup
Namun, menurut Fleming nafsu tidak cukup dalam mempertahankan hubungan emosional. Karena menurutnya, perasaan nafsu itu sendiri akan memudar. Walaupun awalnya merupakan pemicu perasaan yang cukup baik.
Kunci untuk mengubah nafsu menjadi rasa cinta adalah, kesadaran akan emosi ketika telah di luar batas. Menurut Fleming, ini bukanlah sekadar tentang seksual, namun tentang berbagi pengalaman bersama.
Fleming menambahkan, tidak ada rumus, pedoman, atau waktu khusus untuk jatuh cinta. Namun, ada beberapa pertanyaan yang bisa ditanyakan pada diri Anda, untuk mengukur tentang perasaan Anda sendiri.
Apakah Anda menerima ketidaksempurnaannya? Apakah Anda menempatkan dia di prioritas utama? Apakah Anda tetap di sisinya sekali pun dalam hal yang sulit? Dan apakah Anda bersyukur memilikinya?
0 komentar: