BBM: 2B42DF7E
Whatsapp: +855-855-92-428
WeChat: KARTU_REMI

July 29, 2018

Robohnya Batu Nisan Raksasa di Probolinggo



KARTUREMI, Probolinggo - Badan Koordinasi Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Bakorpakem) Kabupaten Probolinggo, akhirnya membongkar dan merobohkan makam atau batu nisan raksasa milik Nur Slamet (42) alias Bintaos, warga Desa Ganting Wetan, Kecamatan Maron, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.

"Kami eksekusi dan tidak ada perlawanan dari pemilik batu nisan karena batu nisan tersebut dianggap syirik oleh MUI," tutur Ketua Bakorpakem Kabupaten Probolinggo, Nadda Lubis, Jumat 27 Juli 2018.

Dia mengatakan pihaknya bersama sejumlah tokoh agama memimpin langsung proses pembongkaran makam raksasa tersebut. Pembongkaran pada Kamis 26 Juli 2018, diawali dengan pembacaan basmalah dan takbir.

Kemudian dilanjut dengan pemukulan palu secara simbolis oleh Ketua Bakorpakem, Ketua MUI KH. Cholili Munir, dan sejumlah ulama, serta Kapolsek Maron, AKP. Sugeng Supriyantoro.

"Ya dia telah menyalahi syariat agama, sehingga kita melakukan pembongkaran, Bintaos sudah menyadari itu dan sudah memberikan izin membongkar," kata Nadda Lubis.

Alat berat dikerahkan untuk merobohkan bangunan setinggi 11 meter itu. Nisan yang pertama kali dibongkar adalah bagian selatan. Setelahnya nisan yang di sisi utara juga dirobohkan. Proses ini berlangsung tidak lama, hanya sekitar 30 menit saja, nisan raksasa itu pun menjadi puing-puing.

Terkait proses pembongkaran itu, Bintaos selaku pemilik bangunan mengaku rela dan ikhlas. Ia juga mengaku menghormati kesepakatan yang sudah diteken beberapa waktu lalu. Lebih baik nisan raksasa itu dibongkar, dari pada timbul keresahan di masyarakat.

"Batu nisan sebagian pihak menganggap ini haram, makanya demi amannya dan kondusifnya saya robohkan. Yang penting aman dan damai. Tidak ada agenda-agenda kerusuhan tidak ada, saya sukarela. Kalau ada pihak-pihak yang mengatakan ini musyrik silahkan, tapi bagi saya ini karya seni. Karena saya cinta seni dan Probolinggo harus aman," ujar Bintaos.

Sebelumnya, Bintaos mengaku membangun batu nisan raksasa sebagai persiapan pemakamannya. Ia sendiri memprediksi dirinya akan mati pada 2085 nanti di usia sekitar 109 tahun.

Bintaos mengatakan, pembangunan batu nisan raksasa itu menghabiskan dana sekitar Rp 150 juta. Uang itu berasal dari kocek pribadinya. Ia mengaku kurang tahu persis tanggal berapa pembangunan dua batu nisan itu.

Dua batu nisan setinggi 11 meter dan lebar 2 meter tersebut selesai sejak dua bulan lalu. Dua nisan itu berjarak sekitar 10 meter dan dibangun di atas lahan sawah milik Bintaos. Rencananya dua batu nisan itu akan dibangun undak-undak di empat sisi. Di atasnya akan diletakkan patung pria dan wanita dalam posisi berdoa.

Tujuan Membangun Nisan


Bintaos berharap kelak banyak yang mendoakan dirinya saat sudah meninggal, terutama anak cucunya. Batu nisan raksasa itu juga untuk mengingatkan bahwa ia beristirahat di sana.

"Apa yang saya dilakukan tidak menyalahi aturan dan agama. Tak ada niatan untuk melanggar agama. Ya semata-mata hanya untuk mempersiapkan kematian saya nanti. Di mana saya memprediksi akan meninggal dunia pada tahun 2085," tutur pria kelahiran 1976 itu, Senin, 9 Juli 2018.

Ia mengaku ide membangun kuburan dengan nisan raksasa karena ingin selalu dikenang keluarganya. Ia khawatir jika meninggal dunia nanti, anak cucunya tak mengingat kematiannya. Apalagi, ia menganggap batu nisan yang kebanyakan ada saat ini mudah rusak.

"Jika menggunakan batu nisan berukuran biasa akan hilang dan rusak. Dua tahun sudah dilupakan oleh anak cucu. Karena itu saya menyiapkan pemakaman saya sendiri, karena khawatir mereka tidak mampu," tuturnya.

Mantan napi kasus penipuan dan penggandaan uang itu menyebut, apa yang dilakukan merupakan bentuk jiwa seni dirinya. Selama hal itu tidak menyalahi aturan agama, dia akan melakukannya. Selain batu nisan, di rumahnya menurut Bintaos, banyak koleksi patung berbagai seni.



Sumber : https://www.liputan6.com/

0 komentar: