BBM: 2B42DF7E
Whatsapp: +855-855-92-428
WeChat: KARTU_REMI

July 18, 2018

Warga Thailand Ucapkan Terimakasih pada Arwah Putri Cantik Penunggu Gua Angker



KARTUREMI, Jakarta - Para penari bergerak mengikuti iringan musik tradisional, kemudian lilin-lilin dinyalakan, sesaji pun dipersembahkan. Sejumlah warga Thailand menggelar ritual di muka gua di mana 12 bocah anggota tim sepak bola Wild Boars dan pelatihnya sempat terjebak selama berhari-hari.

Ritual itu ditujukan pada arwah yang konon menjadi penunggu gua di Chiang Rai tersebut. Sebagai ucapan terimakasih karena para korban berhasil selamat, setelah melalui proses evakuasi yang dramatis, melibatkan tim penyelamat internasional, dan menarik perhatian dunia.

Kepala babi, telur rebus, ikan, manisan, dan buah-buahan ada di antara sesaji yang dipersembahkan.

"Kami memberikan penghormatan pada 'bidadari' yang menjaga hutan dan gua," kata Nippon Anchai, salah satu peserta ritual kepada media Thailand.


Doa juga ditujukan untuk Samarn Kunan, mantan anggota tentara elite Angkatan Laut Thailand. Pria 38 tahun itu wafat saat menjalankan tugas mulia, membawa tangki oksigen ke dalam gua, di tengah upaya menyelamatkan para korban.

Kedua belas bocah, yang usianya 11-16 tahun, beserta pelatih sepak bola mereka yang berusia 25 tahun melakukan eksplorasi ke dalam gua pada 23 Juni 2018.


Tiba-tiba, hujan deras turun dan membanjiri gua, menjebak mereka di di dalam gua sepanjang 10 kilometer itu. Mereka bertahan hidup dengan mengonsumsi makanan yang dibawa dan minum air yang menetes dari stalagtit.

Sementara, sang pelatih yang mantan biksu mengajak mereka untuk meditasi untuk menguatkan mental.

Menurut legenda yang diyakini warga Thailand, gua bernama Tham Luang Nang Non -- atau yang secara harfiah berarti 'gua di mana seorang wanita berbaring' -- adalah lokasi bunuh diri seorang putri cantik.

Putri itu konon memilih mengakhiri hidupnya setelah tentara yang dikirim ayahnya membunuh sang kekasih, yang berlatar belakang orang biasa.

"Kami meminta maaf pada Jao Mae Nang Non," kata Nippon, merujuk pada nama putri yang arwahnya konon menjadi penunggu gua tersebut.

Banyak orang di Thailand khawatir, sang penunggu gua terganggu kerumunan tim penyelamar, relawan, dan media selama operasi penyelamatan yang berlangsung 17 hari di lokasi yang berada di Distrik Mae Sai, Chiang Rai itu.

Rumah Iblis hingga Raja


Legenda menyebut, Jao Mae Nang Non, seorang putri cantik dari kerajaan kuno, jatuh cinta pada seorang pemuda penjaga kuda.

Ia kemudian melarikan diri dengan sang kekasih setelah mengetahui dirinya hamil. Suatu hari, pasangannya pergi mencari makanan, tentara yang dikirim sang ayah membunuh lelaki itu.

Saat mengetahui kekasihnya telah tiada, ia kemudian menikam dirinya sendiri.

Alkisah, tubuhnya menjelma menjadi Doi Nang Non, perbukitan di mana gua itu berada. Darahnya kemudian menjadi Sungai Mae Sai.

Gua tersebut konon adalah liang kelaminnya.

Seperti dikutip dari Los Angeles Times, warga percaya, arwahnya menjadi penunggu gua. Kuil yang didedikasikan untuk dirinya pun diririkan di sana.


Andrew Alan Johnson, asisten pengajar Antropologi dari Princeton University pernah mengunjungi gua tersebut pada musim hujan pada 2007, di tengah proyek buku Ghosts of the New City.

"Gua itu sunggug memikat. Pintu masuknya luas, seperti pintu katedral, dan selama musim hujan kelembaban mengalir keluar seperti uap. Sepertinya pintu gerbang ke dunia lain...," kata dia seperti dikutip dari situs ABC Australia.

Selain kisah tentang Jao Mae Nang Non, ada banyak versi mitos tentang gua tersebut.

Sejumlah orang menyebut, itu adalah rumah iblis raksasa atau yaksha. Lainnya mengira, seorang bangsawan tinggi pendiri Kerajaan Lanna (Thailand Utara) menyepi ke gua itu agar wilayah yang ia dirikan runtuh di tengah kekacauan.

"Kisah favorit saya adalah tentang bangsawan Thailand Utara, Jao Luang Kham Daeng yang dipancing untuk mengikuti seorang perempuan cantik ke dalam gua, yang kemudian menjadi santapan oleh roh-roh di dalamnya. Namun, menurut salah satu versi, ia kemudian menjadi penguasa di sana."

Menurut Johnson, dalam masing-masing kisah, gua tersebut menjadi rumah roh yang kuat bahkan erkadang berbahaya, yang menjaga keamanan, kesejahteraan, dan kesehatan wilayah Thailand Utara -- selama roh dan kekuatan gunung tersebut dihormati.

Gua-gua di Thailand Utara adalah tempat di mana tradisi-tradisi keagamaan berbaur: Ada tempat-tempat suci untuk agama Buddha, dewa-dewa Hindu dan para penguasa roh gunung, semuanya dalam ruang yang sama.


Sumber : https://www.liputan6.com/

0 komentar: