BBM: 2B42DF7E
Whatsapp: +855-855-92-428
WeChat: KARTU_REMI

August 29, 2018

Hisaruki, Hantu Jepang yang Hanya Dapat Dilihat Oleh Anak Kecil


KARTUREMI, Hisaruki adalah legenda perkotaan Jepang menyeramkan mengenai hantu misterius yang hanya diketahui anak kecil. Anak-anak Jepang sering berbisik tentang Hisaruki, tetapi tidak ada yang tahu siapa atau apa itu. Cerita ini menggabungkan dua legenda perkotaan yang tidak jelas yaitu “Hisaruki” dan “Kirakira-san” yang pada dasarnya adalah hal yang sama.

Berikut adalah kisahnya:

Saya seorang guru dan baru-baru ini, saya menemukan pekerjaan di sekolah penitipan anak di Jepang. Ada sebuah kuil Buddha tepat di samping sekolah dan terdapat kuburan tua tepat di belakang bangunan. Pagar tinggi dengan paku tajam didirikan di sekitar kuburan, berguna untuk mencegah anak-anak masuk ke dalam dan tersesat atau menyebabkan kerusakan.


Setelah beberapa hari, saya melihat sesuatu yang sangat aneh. Selalu ada serangga dan kadal yang tertusuk di pagar. Saya bertanya-tanya siapa yang akan melakukan hal seperti itu.  Penitipan anak dan kuil Buddha memiliki pintu masuk yang sama, sehingga orang-orang datang dan pergi sepanjang hari. Ada juga beberapa siswa sekolah dasar yang sering bermain di sekitar kuburan, jadi sulit untuk mengatakan siapa yang melakukannya.

Namun, suatu hari, seekor tikus ditemukan tertusuk di pagar. Kepala sekolah menemukannya dan segera membersihkannya. Ia meletakkan mayat hewan itu di tempat sampah. Beberapa hari kemudian, seekor kucing tertusuk di pagar.

Kepala sekolah memutuskan untuk melakukan sesuatu. Dia mengadakan pertemuan dengan para guru dan mengundang beberapa biksu dari kuil Buddha untuk hadir juga.

“Siapa yang melakukan ini?” tanyanya. “Apa yang harus saya lakukan untuk menghentikannya?”

Ada diskusi panjang mengenai hal itu, tetapi sepertinya tidak ada yang memiliki solusi. Setelah hampir satu jam, kami masih tidak tahu siapa yang melakukannya atau bagaimana cara menghentikannya agar tidak terjadi lagi.


Beberapa hari kemudian, saya menemukan seekor kelinci ditemukan tertusuk di pagar. Namun kelinci tersebut bukanlah sembarang kelinci. Kelinci itu adalah kelinci peliharaan dari sekolah penitipan anak. Kami menyimpannya di dalam sangkar di salah satu ruang kelas dan anak-anak diizinkan untuk memberinya makan.

Ketika saya berbicara dengan salah satu pendeta Buddha, dia memberi tahu saya bahwa dia telah membersihkan rumput liar di sekitar kuburan tadi pagi, dan kelinci yang mati itu tidak ada di sana. Itu berarti, pelakunya harus menusuk kelinci di pagar tepat sebelum saya tiba ke sekolah. Salah satu anak di kelas saya tiba lebih awal pada pagi itu, saya pun bertanya apakah dia telah melihat sesuatu.

Anak itu hanya mengatakan satu kata yaitu: “Hisaruki“

“Hisaruki?” saya mengulangnya. “Apa itu Hisaruki?”

Saya menanyakannya berulang kali, tetapi bocah lelaki itu tidak dapat menjelaskan apa yang dimaksudkannya. Dia hanya menutup matanya dengan tangannya dan terus menggelengkan kepalanya dan terus berkata, “Hisaruki … Hisaruki … Hisaruki …“

Kemudian, saya bertanya kepada anak-anak lain mengenai “Hisaruki“. Setiap anak di kelas tahu nama itu, tetapi tidak ada yang bisa menjelaskan siapa atau apa Hisaruki, sehingga membuat saya frustrasi.

Hal lain yang menurut saya aneh adalah kenyataan bahwa anak-anak tahu mengenai kelinci peliharaan mereka yang telah dibunuh, tetapi tidak ada yang merasa kesal dan sedih karenanya. Mereka semua seolah-olah menerimanya. Saya memiliki perasaan yang aneh, bahwa mereka mengharapkan hal itu terjadi.


Di penghujung hari, orang tua anak-anak datang menjemput mereka. Saya bertanya kepada orang tua apakah mereka pernah mendengar nama “Hisaruki”, tetapi tidak ada yang ingat anak-anak mereka pernah menyebutkannya. Saya memutuskan bahwa Hisaruki bukanlah karakter dari acara TV atau buku.

Ketika saya bersiap-siap untuk pulang, salah satu guru lain menghentikan saya.

“Saya yakin saya pernah melihat gambar dengan nama itu di atasnya,” katanya.

Dia mengatakan kepada saya bahwa, beberapa tahun yang lalu, dia pernah melihat gambar seorang anak kecil dengan tulisan “Hisaruki” yang digambar oleh seorang anak di kelasnya.

“Apa yang terjadi pada bocah kecil itu?” tanya saya.

“Dia pergi,” jawabnya. “Tapi aku ingat bahwa kepergiannya cukup aneh ...”

Dia mengatakan bahwa anak itu telah absen dari sekolah selama seminggu. Kemudian, pada suatu pagi, orang tuanya muncul untuk mengambil buku sekolahnya. Mereka sepertinya terburu-buru dan tidak mau bicara. Yang mereka katakan adalah bahwa putra mereka mengalami kecelakaan dan mereka pindah ke kota lain, tetapi mereka juga menolak untuk menjelaskan lebih lanjut. Sang guru memberi mereka buku-buku itu dan ketika mereka pergi, mereka melihat anak tersebut sedang duduk di belakang mobil.

“Dia memakai penutup mata,” katanya. “Bukan hanya satu penutup mata, tapi dua penutup mata … di kedua matanya …”

Dia tidak tahu apa yang terjadi pada bocah itu setelah itu. Orang tuanya pergi dan dia tidak pernah melihatnya lagi.

Keesokan paginya, ketika saya tiba di sekolah, kepala sekolah memberi tahu saya bahwa dia telah menemukan seekor ayam yang tertusuk di pagar. Saya menggelengkan kepala karena tidak percaya. Sepertinya hal itu tidak akan pernah berhenti.

Saat istirahat makan siang tiba, anak-anak bermain di halaman dan saya bertugas untuk mengawasi mereka. Saya memperhatikan seorang bocah yang sedang melihat ke langit.

“Itu Hisaruki,” katanya.


Anak-anak lain pun berbisik dan mengatakan hal yang sama, satu per satu, anak-anak berhenti bermain dan menutup mata mereka menggunakan tangan. Semuanya tidak bergerak. Pemandangan dan keheningan tersebut membuat saya merinding.

Saya berlutut di depan seorang anak dan bertanya, “Saya tidak melihat apa-apa. Siapa Hisaruki? ”

Anak lelaki itu tidak menjawab. Saya pun terus memaksanya untuk mengatakan siapa Hirasuki. Bocah itu kemudian menjulurkan jari telunjuk dan mengangkatnya di depan wajah saya. Tiba-tiba, dia mencoba menusukkan jarinya ke mata saya. Saya terkejut, namun beruntung saya bisa menghindarinya.

Sebelum saya memiliki kesempatan untuk bereaksi, bocah itu melepaskan diri dari genggaman saya dan mulai menusukkan jari-jarinya ke matanya sendiri. Saya berusaha mati-matian untuk menghentikannya mencongkel matanya sendiri.

Guru lain datang berlarian dan kami berhasil menaklukkan bocah itu. Kami segera membawanya ke rumah sakit dan para dokter berhasil menyelamatkan matanya.

Setelah itu, hewan-hewan berhenti muncul di pagar besi. Dan tak satu pun dari anak-anak menyebutkan kata “Hisaruki” lagi. Sesekali saya melihat mereka menutup mata mereka ketika mereka berada di luar, tetapi saya hanya berusaha mengabaikannya.

Kadang-kadang, saya masih menemukan kadal kecil dan serangga yang tertusuk di pagar besi, tetapi saya memilih untuk mengabaikannya juga. Saya tidak pernah menanyai anak-anak tentang “Hisaruki” lagi. Saya yakin bahwa lebih baik saya tidak perlu tahu mengenai sosoknya.



Sumber : https://today.line.me/i

0 komentar: