Wishnutama: Saya Gendeng Kalau Suruh Presiden Loncat Naik Motor
KARTUREMI, Jakarta - Ribut-ribut soal penggunaan pemeran pengganti alias stuntman turut membuat gemas Creative Director Opening dan Closing Ceremony Asian Games 2018, Wishnutama. Dalam program talkshow Good Afternoon NET yang tayang di NET TV, Wishnutama mengaku tidak habis pikir mengapa penggunaan stuntman tersebut harus diributkan.
"Sebenarnya stuntman atau pemeran pengganti itu sangat wajar dilakukan, gak perlu diributkan atau didebatkan," ujar Wishnu dalam program yang tayang pada Senin sore (20/8).
Alih-alih meributkan soal penggunaan stuntman, seharusnya yang harus digarisbawahi betapa Presiden Joko "Jokowi" Widodo mau bersikap kooperatif selama proses syuting. Bahkan, sampai-sampai, mantan Gubernur DKI Jakarta itu, siap mengulang proses syuting berapa kali saat diminta oleh Wishnu.
Sembari meledek, Wishnupun mengatakan jangan-jangan warganet juga meributkan apakah bulan dan gunung yang berada di tengah Stadion Gelora Bung Karno asli atau tidak. Nah lho!
Lalu, bagaimana cerita Wishnu ketika syuting bersama seorang pemimpin negara?
1. Wishnutama tentu tidak akan meminta Presiden RI loncat naik motor
Dalam program itu, Wishnu mengaku turut mendengar komentar warganet dan politisi yang meributkan soal penggunaan pemeran pengganti dalam video taping untuk upacara pembukaan Asian Games 2018.
"Katanya saya diminta jujur soal itu," kata Wishnu yang mulai tertawa ketika berkomentar soal isu tersebut.
Tetapi, baginya hal tersebut sebenarnya tidak perlu didebatkan sejak awal. Mengingat demi keselamatan dan keamanan Jokowi, hal tersebut sudah tentu tidak akan dibolehkan.
"Masak iya seorang Presiden RI saya suruh loncat naik motor? Yang gendeng saya, kalau benar-benar nyuruh Bapak (Presiden) loncat naik motor. Itu menurut saya sesuatu yang sangat wajar," kata pria berusia 42 tahun itu menjawab berbagai komentar miring soal penggunaan stuntman.
Justru yang ia kagum dari Jokowi yakni orang nomor satu di RI itu bersedia meluangkan waktunya untuk mengikuti proses syuting. Bahkan, Jokowi juga bersedia diminta untuk mengulangi adegan tertentu.
Dukungan yang besar juga ia rasakan datang dari pasukan pengamanan kepresidenan. Bahkan, ia sempat ragu apakah mungkin mewujudkan ide meminta seorang presiden beraksi naik motor gede.
"Ketika saya membuat konsep ini, saya juga sempat berpikir; 'mungkin gak ya syuting seperti ini?' Karena komplikasinya cukup tinggi. Di gambar mungkin gak keliatan, komplikasinya tidak mudah. Apalagi jadwal Presiden kan kita tahu sendiri," tutur Wishnu.
Namun, Jokowi terlihat begitu niat menghabiskan waktu syuting dari pagi hingga malam. Walaupun di sela-sela waktu tertentu, ia tetap harus mengurusi berbagai isu negara.
2. Wishnutama mengaku sedih ide kreativitasnya malah dipolitisasi
Wishnu mengatakan ide Presiden Jokowi menunggangi motor gede murni datang dari dia. Saat itu, ia hanya menginginkan agar mantan Gubernur DKI itu menjadi bagian dari entertainment untuk upacara pembukaan Asian Games 2018. Di luar dugaannya, Jokowi justru menyambut baik setiap ide yang dilontarkan oleh Whisnu.
Bahkan, ia sempat dipanggil ke Istana untuk berdiskusi secara khusus mengenai keterlibatan Jokowi di video taping untuk upacara pembukaan.
"Saya untuk menjadi bagian dari entertainment bersedia, artinya ikut memeriahkan opening ceremony. Itu aja, tidak ada kepentingan apa pun," kata Whisnu.
Sebagai bentuk keseriusannya, Whisnutama menyutradarai sendiri untuk segmen Jokowi di video taping tersebut. Di kesempatan itu, Whisnu turut menyatakan kesedihannya karena ide kreatifnya justru dipolitisasi. Padahal, sejak awal ia tidak berniat menyelipkan pesan politik apa pun di video itu.
Ia pun sempat menanggapi pemberitaan soal video itu dengan nada satir.
"Jangan-jangan kalau properti bulan itu ikut nyapres juga, bulannya ikut dipertanyakan juga," kata dia.
3. Whisnutama hadapi tiga tantangan ketika menyiapkan upacara pembukaan
Untuk menyiapkan suatu upacara pembukaan yang begitu megah, Wishnutama mengaku menghadapi tiga tantangan. Pertama, bagaimana bisa manage ribuan orang yang mendukung acara tersebut. Kedua, mengakali stadion GBK untuk bisa mendukung upacara pembuka agar tampil ciamik.
Stadion modern pada umumnya, kata Wishnu, bagian atapnya sudah bisa menopang beban hingga 100 ton. Sementara, stadion GBK karena dibangun tahun 1962 lalu, kemampuan untuk menopangnya ada di bawah itu.
"Maka muncul lah ide membuat gunung itu yang dibuat untuk memudahkan soal pencahayaan. Tapi, fungsinya tidak hanya untuk itu saja, dia juga bisa untuk menyimpan penari, penyanyi, air sebanyak 150 ribu liter, belum ada gasnya lagi di dalam situ," tutur Wishnu.
Tantangan ketiga, menjaga semangat para pengisi acara dan kru agar tetap full. Persiapan untuk membuat upacara pembukaan dilakukan selama setahun. Sementara, latihan untuk upacara pembukaan itu sudah dimulai berbulan-bulan lalu.
"Jadi, saya selalu ingetin agar bikin bangga Indonesia," kata dia lagi.
Sumber : https://today.line.me/id/pc/
0 komentar: