BBM: 2B42DF7E
Whatsapp: +855-855-92-428
WeChat: KARTU_REMI

May 16, 2017

RI Punya Lapangan Minyak Terbesar di ASEAN, Bagaimana Nasibnya?


KARTUREMI, Jakarta - Indonesia memiliki 2 lapangan minyak raksasa di Blok Rokan, Riau. Kedua lapangan itu adalah Minas dan Duri. Lapangan Minas yang telah memproduksi minyak hingga 4,5 miliar barel sejak mulai berproduksi di 1970-an, adalah lapangan minyak terbesar di Asia Tenggara.
Pada masa jayanya, produksi minyak Lapangan Minas pernah menembus angka 1 juta barel per hari (bph). Sekarang lapangan tua ini masih bisa menghasilkan minyak sekitar 45.000 barel per hari (bph). 
'Saudara' Lapangan Minas, yaitu Lapangan Duri, juga salah satu lapangan minyak terbesar yang pernah ditemukan di kawasan Asia Tenggara. Lapangan ini menghasilkan minyak mentah unik yang dikenal dengan nama Duri Crude. 
Keduanya termasuk dalam Blok Rokan yang dikelola oleh PT Chevron Pacific Indonesia. Production Sharing Contract (PSC) Chevron di blok penghasil minyak terbesar di Indonesia ini akan berakhir pada 8 September 2021, tinggal tersisa 4 tahun lagi. Pada 2016 lalu, produksi minyaknya mencapai 256 ribu bph. 

Apakah Chevron masih tertarik untuk mengelola Blok Rokan pasca 2021?

SVP Policy Government and Public Affair PT Chevron Pacific Indonesia, Yanto Sianipar, mengatakan pihaknya masih mempertimbangkan dari sisi kepastian hukum, kontrak, dan iklim investasi hulu migas di Indonesia secara keseluruhan.
"Chevron sangat melihat investasi di Indonesia dari sisi kepastian regulasi, kontrak, dan sebagainya. Itu concern yang harus kita pertimbangkan dalam semua bisnis kita di Indonesia," kata Yanto dalam diskusi di Kantor Chevron, Jakarta, Selasa (16/5/2017). 
Ia menambahkan, Chevron terus berupaya menggenjot produksi minyak di Blok Rokan dengan biaya seefisien mungkin agar menghasilkan keuntungan sebesar-besarnya untuk negara.
"Kami berkomiten memproduksi di Blok Rokan semaksimal mungkin dengan biaya seefisien mungkin. Operasi yang efisien, andal, berkinerja maksimum adalah harapan kita," ucapnya. 
Sebagai informasi, Blok Rokan yang memiliki luas wilayah 6.264 km2 pada 2016 lalu masih mampu menghasilkan minyak hingga 256.000 bph, hampir sepertiga dari total produksi minyak nasional. Chevron sudah memegang kontrak Blok Rokan sejak 1971 atau 50 tahun lalu. 
Pada akhir tahun lalu, Kementerian ESDM pernah menyatakan telah menerima permohonan perpanjangan kontrak dari Chevron. Permintaan tersebut masih dievaluasi oleh Kementerian ESDM.


Chevron Masih Kaji Ulang Rencana Pengembangan Proyek IDD

Sementara untuk proyek migas di laut dalam atau Indonesia Deepwater Development (IDD), Chevron masih melakukan studi untuk merevisi Plan of Development (PoD) proyek IDD. 
Seperti diketahui, Proyek IDD untuk Lapangan Gendalo dan Gehem di Selat Makassar sebenarnya telah mengantongi persetujuan PoD dari SKK Migas pada 2008. Tetapi setelah tahap Front End Engineering Design (FEED) pada 2013, biaya yang dibutuhkan untuk proyek ini meningkat 2 kali lipat dari US$ 6,9 miliar menjadi US$ 12 miliar. 
Karena itu perlu revisi PoD. Tapi revisi PoD yang diajukan Chevron sampai sekarang masih ditolak pemerintah.
"IDD produksi tergantung evaluasi, termasuk jumlah kapital, dan sebagainya. Masih dalam proses, tergantung hasil studi. Kita enggak bisa lagi me-rever ke PoD pada 2008. Dari hasil studi itu akan keluar hasil PoD," tutupnya. (mca/wdl)


Sumber : https://finance.detik.com/energi/d-3502641/

0 komentar: