Presiden Jokowi Kirim Dokter Spesialis Jantung untuk Merawat Habibie
REMINEWS - Kondisi kesehatan Presiden ke-3 B.J Habibie kembali mengalami penurunan. Selama lima hari terakhir ia dirawat di Klinik Starnberg, Muenchen, Jerman.
Menurut sekretaris pribadi Habibie, Rubijanto, mengatakan Habibie mulai merasakan sesak nafas sejak 27 Februari lalu. Rekan-rekannya yang di Jerman lalu memutuskan membawa Habibie ke Klinik Starnberg. Lalu, apa hasil diagnosa dokter?
1. Klep jantung termonitor mengalami kebocoran
Berdasarkan hasil tim pemeriksaan dokter, Habibie mengalami kebocoran pada klep jantung. Diagnosa serupa juga sempat dialami oleh almarhumah Ainun. Akibat dari kebocoran itu, terjadi penumpukan air pada paru-parunya hingga 1,5 liter.
"Itu sebabnya, ia mengalami keluhan sesak bernafas. Selain itu, tensi Beliau meningkat hingga 180," ujar Rubijanto seperti dikutip dari kantor berita ANTARA pada Minggu (4/03).
2. Habibie tidak mau menempuh prosedur operasi jantung
Dokter di Muenchen kemudian memberikan dua opsi kepada Habibie, yakni operasi jantung atau operasi dengan metode lain yang lebih canggih. Habibie lebih memilih opsi terakhir.
Saat ini, dokter di klinik telah memasang kateter di mulut Habibie untuk menentukan tindakan medis apa yang sesuai. Habibie berharap sebelum operasi digelar, ada tim dokter kepresidenan yang ikut memantau.
Oleh sebab itu, pihak keluarga sempat meminta kepada Presiden Joko "Jokowi" Widodo agar dikirimkan dokter spesialis jantung dari tim kedokteran kepresidenan dan personel paspamres tambahan. Jokowi pun langsung memenuhi permintaan itu. Rencananya, pemerintah akan mengirimkan dokter spesialis jantung Lukman Hakim untuk berangkat ke Jerman pada hari ini.
3. Jokowi sempat menelepon Habibie
Hubungan antara Jokowi dengan Habibie diketahui cukup dekat. Bahkan, kali terakhir mantan Gubernur DKI Jakarta itu sempat mengantar pulang Habibie ke kediamannya di area Patra Kuningan pada 16 Desember 2017. Momen itu terjadi usai menghadiri rakornas 3 pilar PDI Perjuangan.
Mengetahui kondisi Habibie yang sakit, Jokowi pada Minggu sore sempat berkomunikasi melalui telepon. Dalam pembicaraannya tersebut, Jokowi memenuhi permintaan Habibie yang meminta dikirimkan dokter spesialis dari tim dokter kepresidenan.
"Saya sudah berangkatkan (dalam proses) dari Indonesia untuk mendampingi," ujar Jokowi seperti dalam keterangan tertulis Biro Pers pada Minggu kemarin.
Bahkan, Jokowi juga sudah memerintahkan Menlu Retno Marsudi agar meminta kepada Dubes Indonesia di Jerman terus memantau perkembangan kondisi kesehatan Habibie, lalu dilaporkan.
Selain itu, sesuai dengan aturan UU nomor 7 tahun 1978 mengenai hak keuangan/administratif Presiden dan Wapres serta bekas Presiden dan Wapres maka segala biaya pengobatan yang timbul akan ditanggung oleh pemerintah.
"Presiden telah memerintahkan untuk memantau dan memberikan yang terbaik kepada Habibie," ujar Menteri Sekretaris Negara, Praktikno kemarin.
4. Pemerintah Jerman turut memantau kondisi kesehatan Habibie
Perhatian diberikan tidak hanya oleh Pemerintah Indonesia, tapi juga datang dari Jerman. Sekretaris pribadi, Rubijanto mengatakan Kanselir Jerman Angela Merkel ikut menelepon Habibie.
"Pemerintah Jerman memberikan perhatian penuh dan menawarkan apa yang bisa dibantu," kata Rubijanto.
Hubungan Habibie dengan Jerman memang sangat erat. Sebab, di sana lah ia menuntut ilmu hingga akhirnya memperoleh gelar doktor di bidang kedirgantaraan. Hebatnya, ia meraih gelar tersebut di usia yang baru menginjak 28 tahun.
Semoga, lekas sembuh ya, Eyang Habibie!
0 komentar: